KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT
karena atas berkat kasih dan anugrah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul “PERMASALAHAN SOSIAL DAN EKONOMI” makalah ini diajukan untuk
guna melengkapi nilai dan tugas softskill Bahas Indonesia 2.
Dalam
penyusunan Makalah ini dengan usaha dan kerja keras serta dukungan dari
berbagai pihak, penulis telah berusaha untuk dapat memberikan serta mencapai
hasil yang semaksimal mungkin sesuai dengan harapan, walaupun di dalam
pembuatan makalah ini penulis menghadapi berbagai kesulitan karena keterbatasan
ilmu pengetahuan dan keterampilan yang penulis miliki.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karenanya kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata, semoga kebaikan dan bantuan yang telah diberikan
akan dapat balasan-Nya, serta penulis berharap sekiranya makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, Juni 2015
Dwi Panca
A
BAB I
PENAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pengangguran merupakan masalah serius yang dihadapi dalam
pembangunan sumber daya manusia yang tengah dilakukan saat ini. Krisis ekonomi
yang kini dihadapi ternyata telah memporakporandakan tatanan kehidupan bangsa.
Data yang diperoleh saya dari Bappenas menunjukkan pada tahun 1998 penduduk
miskin telah mencapai 80 juta orang, yang berarti mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya yang hanya 22,4 juta orang saja. Selanjutnya data BPS pun
mencatat angka pengangguran pada tahun 1999 sebesar 6,37 juta orang. Yang
kemudian di akhir 1999, jumlah pengangguran semakin membengkak, yakni mencapai
14 juta orang dan tenaga kerja setangah menganggur mencapai 35 juta orang itu
adalah sebagian contoh prentase penganguran yang ada di Indonesia secara umum
pada tahun 98 sampai dengan 99.
Keterbatasan lapangan pekerjaan yang tersedia di Indonesia pada khususnya
di daerah kota Jakarta sangat cukup tinggi dari tahun ke tahun, sehingga
berpotensi untuk tidak dapat tertampungnya lulusan program pendidikan di
lapangan kerja setiap tahun selalu meninggkat tidak pernah mengalami penurunan.
Pada akhirnya masyarakat akan kehilangan kepercayaan secara signifikan terhadap
eksistensi lembaga pendidikan jika masalah pengangguran masih terus seperti ini
di tahun yang akan datang. Dampak sosial dari jenis pengangguran ini relatif
lebih besar dan banyak efek negative dari hal ini salah satunya tinggkat
kriminalitas tiap daerah juga ikut bertambah karena dorongan ekonomi. Fenomena
pengangguran sering menyebabkan timbulnya masalah sosial lainnya sperti yang
sudah diterangkan di atas. Di samping tentu saja akan menciptakan angka
produktivitas sosial yang rendah, yang akan menurunkan tingkat pendapatan
masyarakat nantinya.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan pengangguran?
2.
Jenis-jenis
pengangguran?
3.
Apa
yang menjadi penyebab pengangguran?
4.
Dampak
apa sajayang ditimbulkan oleh adanya pengangguran?
5.
Jelaskan
solusi atau kebijakan pemerintah dalam menangani masalah pengangguran?
1.3
Tujuan
Masalah
Tujuan
penulis membuat makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahui definisi pengangguran
2.
Untuk
mengetahui jenis-jenis pengangguran berdasarkan beberapa kriteria
3.
Untuk
mengetahui apa yang menyebabkan terjadinya pengangguran
4.
Untuk
mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh adanya pengangguran
5.
Untuk
mengetahui solusi yang diberikan pemerintah dalam menanggulangi masalah
pengangguran
BAB II
PEMBAHASAN
1.1
Pengertian
Pengangguran
Penganguran adalah “kesempatan yang timpang yang terjadi
antara angkatan kerja dan kesempatan kerja sehingga sebagian angkatan kerja
tidak dapat melakukan kegiatan kerja” Pengangguran tidak hanya disebabkan
karena kurangnya lowongan pekerjaan, tetapi juga di sebabkan oleh kurangnya
keterampilan yang dimiliki oleh pencari kerja. Persyaratan-persyaratan yang di
butuhkan oleh dunia kerja, tidak dapat dipenuhi oleh pencari kerja. Menurut
para pakar beberapa pengertian pengangguran :
1.
Menurut
Sudono Sukirno
Pengangguran
adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin
mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
2.
Menurut
Payman J. Simanjuntak
Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan
kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.
3.
Menurut
Menakertrans
Pengangguran
adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan suatu
usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak ingin mendapatkan
pekerjaan.
1.2
Jenis-Jenis
Pengangguran
Menurut
Sadono Sukirno (2000), pengangguran dibedakan kedalam beberapa jenis,yaitu:
v Jenis-jenis Pengangguran Berdasarkan
Penyebabnya:
a.
Pengangguran
Alamiah
Penganggran
yang berlaku pada tingkat kesempatan kerja penuh. Kesempatan kerja penuh adalah
keadaan dimana sekitar 95 persen dari angkatan kerja dalam suatu waktu
sepenuhnya bekerja. Pengangguran sebanyak lima persen inilah yang dinamakan
sebagai pengangguran alamiah.
b.
Pengangguran
Friksional
Jenis
pengangguran yang disebabkan oleh tindakan seseorang pekerja untuk meninggalkan
pekerjaannya dan mencari kerja yang lebih baik atau lebih sesuai dengan
keinginannya.
c.
Pengangguran
Struktural
Pengangguran
yang diakibatkan oleh pertumbuhan ekonomi. Tiga sumber utama yang menjadi
penyebab berlakunnya pengangguran struktural adalah:Perkembangan teknologi.
Perkembangan teknologi yang semakin maju membuat permintaan barang dari
industri yang memproduksi barang-barang kuno menurun dan akhirnya tutup
sehingga pekerja di industri ini menganggur. Kemunduran yang disebabkan oleh
adanya persaingan dari luar negeri atau daerah lain. Pesaing dari luar negri
yang mampu menghasilkan produk yang lebih baik dan lebih murah akan membuat
permintaan barang lokal menurun. Industri lokal yang tidak mampu bersaing akan
bangkrut sehingga timbul pengangguran. Kemunduran perkembangan ekonomi sautu
kawasan sebagai akibat dari pertumbuhan pesat dikawasan lain.
d.
Pengangguran
Konjungtur
Pengangguran
yang melebihi pengangguran alamiah. Pada umumnya pengangguran konjungtur berlaku
sebagai akibat pengurangan dalam permintaan agregat. Penurunan permintaan
agregat mengakibatkan perusahaan mengurangi jumlah pekerja atau gulung tikar,
sehingga muncul pengangguran konjungtur.
v
Jenis-Jenis
Pengangguran Berdasarkan Cirinya:
a.
Pengangguran
Terbuka
Pengangguran ini tercipta sebagai akibat penambahan
pertumbuhan kesempatan kerja yang lebih rendah dari pada pertumbuhan tenaga
kerja, akibat banyaknya tenaga kerja yang tidak memperoleh pekerjaan. Menurut
BPS, pengangguran terbuka adalah penduduk yang telah masuk dalam angkatan kerja
tetapi tidak memiliki pekerjaandan sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan
usaha, serta sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
b.
Pengangguran
Tersembunyi
Keadaan dimana suatu jenis kegiatan ekonomi dijalankan oleh
tenaga kerja yang jumlahnya melebihi dari yang diperlukan. Sehingga apabila
sejumlah besar dari mereka berpindah sektor pekerjaan, hasil sektor pekerjaan
yang ditinggalkannya tidak akan berkurang walaupun tidak diadakan penggatian
modal yang berarti.
c. Pengangguran Musiman
Keadaan pengangguran pada masa-masa tertentu dalam satu
tahun. Pengangguran ini biasanya terjadi di sektor pertanian. Petani akan
menganggur saat menunggu masa tanam dan saat jeda antara musim tanam dan musim
panen.
d. Setengah Menganggur
Keadaan dimana seseorang bekerja dibawah jam kerja normal. Menurut BPS,
di Indonesia jam kerja normal adalah 35 jam seminggu, jadi pekerja yang bekerja
di bawah 35 jam seminggu masuk dalam golongan setengah menganggur.
1.3
Penyebab
Terjadinya Pengangguran, antara lain :
1.
Pertumbuhan
penduduk yang cepat
2.
Menurunnya
tingkat permintaan tenaga kerja
3.
Angkatan
kerja tidak mampu memenuhi kualifikasi yang diminta oleh dunia kerja
4.
Perkembangan
teknologi tidak diimbangi oleh ketrampilan dan pendidikan
5.
Tidak
adanya kecocokan upah
6.
Tidak
memiliki kemauan wirausaha
7.
Ketidakberhasilan
sektor industri kecil
8.
Ketidakstabilan
keadaan perekonomian, politik dan keamanan Negara
9.
Kurangnya
informasi mengenai lowongan kerja
1.4
Dampak
Pengangguran
a.
Dampak
Ekonomi , antara lain :
1.
Menurunnya
tingkat pendapatan masyarakat
2.
Menurunnya
hasil produksi
3.
Terhambatnya
pertumbuhan ekonomi
4.
Penghasilan
pajak negara menurun.
b.
Dampak
Sosial, antara lain :
1.
Naiknya
tingkat kriminalitas
2.
Naiknya
jumlah orang stres
3.
Naiknya
jumlah orang bunuh diri
c.
Dampak
Individu dan keluarga, antara lain :
1.
Retaknya
hubungan keluarga
2.
Turunnya
status sosial,
3.
Tilangnya
harga diri,
1.5
Kebijakan-kebijakan
Pemerintah Untuk Mengatasi Pengangguran
Kondisi
Indonesia masalah pengangguran harus dapat diatasi dengan berbagai upaya.
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan sesuai dengan UUD 45 pasal 27 ayat 2. Adapun kebijakannya sebagai berikut :
1.
Kebijakan
Fiskal
Kebijakan
fiskal merupakan kebijakan yang penting untuk mengatasi pengangguran. Melalui
kebijakan fiskal pengeluaran agregat dapat ditambah sehingga dapat meningkatkan
pendapatan nasional dan tingkat penggunaan tenaga kerja. Apabila dilihat dari
sisi perpajakan, untuk mengatasi masalah pengangguran langkah yang harus
dilaksanakan adalah mengurangi pajak pendapatan. Pengurangan pajak akan
meningkatkan daya beli masyarakat untuk membeli barang dan jasa. Sehingga
pengeluaran rumah tangga mengalami peningkatan. Kenaikan pengeluaran rumah
tangga akan meningkatkan juga pengeluaran secara keseluruhan. Dengan demikian
pendapatan nasional akan bertambah yang pada akhirnya kesempatan kerja
meningkat dan pengangguran berkurang.
2.
Kebijakan
Moneter
Cara
pemerintah (melalui bank sentral) dalam mengatasi pengangguran yaitu dengan
menambah jumlah penawaran uang. Semakin meningkatnya penawaran uang maka akan
menurunkan suku bunga dan meningkatkan investasi. Jumlah investasi yang semakin
meningkat akan menambah kesempatan kerja yang pada akhirnya akan mengurangi
pengangguran.
Sebagai solusi pengangguran berbagai
strategi dan kebijakan dapat ditempuh, untuk itu diperlukan kebijakan yaitu :
1.
Pemerintah
memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan kemampuan jiwa kewirausahaan kepada
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berupa bimbingan teknis dan manajemen memberikan
bantuan modal lunak jangka panjang, perluasan pasar. Serta pemberian fasilitas
khusus agar dapat tumbuh secara mandiri dan andal bersaing di bidangnya.
Mendorong terbentuknya kelompok usaha bersama dan lingkungan usaha yang menunjang
dan mendorong terwujudnya pengusaha kecil dan menengah yang mampu mengembangkan
usaha, menguasai teknologi dan informasi pasar dan peningkatan pola kemitraan
UKM dengan BUMN, BUMD, BUMS dan pihak lainnya.
2.
Segera
melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan kawasan-kawasan, khususnya
daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun
fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi
para penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnya
potensi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber
daya alam, sumber daya manusia.
3.
Segera
membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur. Seperti PT
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) Dengan membangun lembaga itu, setiap
penganggur di Indonesia akan terdata dengan baik dan mendapat perhatian khusus.
Secara teknis dan rinci.
4.
Segera
menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan karena terlalu banyak jenis
perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing maupun
Penanaman Modal Dalam Negeri. Hal itu perlu segera dibahas dan disederhanakan
sehingga merangsang pertumbuhan iklim investasi yang kondusif untuk menciptakan
lapangan kerja.
5.
Mengembangkan
sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia (khususnya daerah-daerah yang belum
tergali potensinya) dengan melakukan promosi-promosi keberbagai negara untuk
menarik para wisatawan asing, mengundang para investor untuk ikut
berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan kepariwisataan dan kebudayaan
yang nantinya akan banyak menyerap tenaga kerja daerah setempat.
6.
Melakukan
program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki keterkaitan usaha atau hasil
produksi akan saling mengisi kebutuhan. Dengan sinergi tersebut maka kegiatan
proses produksi akan menjadi lebih efisien dan murah karena pengadaan bahan
baku bisa dilakukan secara bersama-sama. Contoh, PT Krakatau Steel dapat
bersinergi dengan PT. PAL Indonsia untuk memasok kebutuhan bahan baku berupa
pelat baja.
7.
Dengan
memperlambat laju pertumbuhan penduduk (meminimalisirkan menikah pada usia
dini) yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan sisi angkatan kerja baru
atau melancarkan sistem transmigrasi dengan mengalokasikan penduduk padat ke
daerah yang jarang penduduk dengan difasilitasi sektor pertanian, perkebunan
atau peternakan oleh pemerintah.
1.6
Menghitung
Tingkat Pengangguran Dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
1.
Tingkat
pengangguran
Untuk
mengukur tingkat pengangguran pada suatu wilayah bisa didapat dar prosentase
membagi jumlah pengangguran dengan jumlah angkaran kerja.
Rumusnya:
Tingkat Pengangguran = Jml Yang Nganggur / Jml Angkatan Kerja x 100%
2.
Tingkat
partisipasi angkatan kerja
Rumusnya:
Jumlah Angkatan Kerja / Jumlah Populasi X 100%
BAB III
KESIMPULAN
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang
tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari
selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang
layak. Pengangguran di Indonesia sangatlah memperihatinkan hal itu disebabkan
oleh beberapa factor yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil
dari jumlah pencari kerja, Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan
pasar kerja.Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para
pencari kerja.
Daftar Pusaka
Sumber:
Nursetyo, Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi Regional
Terhadap Tingkat Kemiskinan Perkotaan (Studi Kasus 44 Kota di Indonesia Tahun
2007-2010), Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro Tahun 2013
marchela04.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar