Permasalahan Sosial Dan Ekonomi | Dwi Panca Agustini

Minggu, 07 Juni 2015

Permasalahan Sosial Dan Ekonomi

Diposting oleh Dwi Panca Agustini di 09.33

                                                         KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena atas berkat kasih dan anugrah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “PERMASALAHAN SOSIAL DAN EKONOMI” makalah ini diajukan untuk guna melengkapi nilai dan tugas softskill Bahas Indonesia 2.
            Dalam penyusunan Makalah ini dengan usaha dan kerja keras serta dukungan dari berbagai pihak, penulis telah berusaha untuk dapat memberikan serta mencapai hasil yang semaksimal mungkin sesuai dengan harapan, walaupun di dalam pembuatan makalah ini penulis menghadapi berbagai kesulitan karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang penulis miliki.
            Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karenanya kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata, semoga kebaikan dan bantuan yang telah diberikan akan dapat balasan-Nya, serta penulis berharap sekiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

                                                                                                         Jakarta, Juni 2015


                                                                                                                Dwi Panca A







                                                                            BAB I
                                                                   PENAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Pengangguran merupakan masalah serius yang dihadapi dalam pembangunan sumber daya manusia yang tengah dilakukan saat ini. Krisis ekonomi yang kini dihadapi ternyata telah memporakporandakan tatanan kehidupan bangsa. Data yang diperoleh saya dari Bappenas menunjukkan pada tahun 1998 penduduk miskin telah mencapai 80 juta orang, yang berarti mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya 22,4 juta orang saja. Selanjutnya data BPS pun mencatat angka pengangguran pada tahun 1999 sebesar 6,37 juta orang. Yang kemudian di akhir 1999, jumlah pengangguran semakin membengkak, yakni mencapai 14 juta orang dan tenaga kerja setangah menganggur mencapai 35 juta orang itu adalah sebagian contoh prentase penganguran yang ada di Indonesia secara umum pada tahun 98 sampai dengan 99.
Keterbatasan lapangan pekerjaan yang tersedia di Indonesia pada khususnya di daerah kota Jakarta sangat cukup tinggi dari tahun ke tahun, sehingga berpotensi untuk tidak dapat tertampungnya lulusan program pendidikan di lapangan kerja setiap tahun selalu meninggkat tidak pernah mengalami penurunan. Pada akhirnya masyarakat akan kehilangan kepercayaan secara signifikan terhadap eksistensi lembaga pendidikan jika masalah pengangguran masih terus seperti ini di tahun yang akan datang. Dampak sosial dari jenis pengangguran ini relatif lebih besar dan banyak efek negative dari hal ini salah satunya tinggkat kriminalitas tiap daerah juga ikut bertambah karena dorongan ekonomi. Fenomena pengangguran sering menyebabkan timbulnya masalah sosial lainnya sperti yang sudah diterangkan di atas. Di samping tentu saja akan menciptakan angka produktivitas sosial yang rendah, yang akan menurunkan tingkat pendapatan masyarakat nantinya.

1.2         Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pengangguran?
2.      Jenis-jenis pengangguran?
3.      Apa yang menjadi penyebab pengangguran?
4.      Dampak apa sajayang ditimbulkan oleh adanya pengangguran?
5.      Jelaskan solusi atau kebijakan pemerintah dalam menangani masalah pengangguran?

1.3         Tujuan Masalah
Tujuan penulis membuat makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui definisi pengangguran
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis pengangguran berdasarkan beberapa kriteria
3.      Untuk mengetahui apa yang menyebabkan terjadinya pengangguran
4.      Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh adanya pengangguran
5.      Untuk mengetahui solusi yang diberikan pemerintah dalam menanggulangi masalah pengangguran



                                                                       BAB II
                                                              PEMBAHASAN

1.1         Pengertian Pengangguran
Penganguran adalah “kesempatan yang timpang yang terjadi antara angkatan kerja dan kesempatan kerja sehingga sebagian angkatan kerja tidak dapat melakukan kegiatan kerja” Pengangguran tidak hanya disebabkan karena kurangnya lowongan pekerjaan, tetapi juga di sebabkan oleh kurangnya keterampilan yang dimiliki oleh pencari kerja. Persyaratan-persyaratan yang di butuhkan oleh dunia kerja, tidak dapat dipenuhi oleh pencari kerja. Menurut para pakar beberapa pengertian pengangguran :
1.    Menurut Sudono Sukirno
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
2.    Menurut Payman J. Simanjuntak
Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.
3.    Menurut Menakertrans
Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan suatu usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak ingin mendapatkan pekerjaan.

1.2         Jenis-Jenis Pengangguran
Menurut Sadono Sukirno (2000), pengangguran dibedakan kedalam beberapa jenis,yaitu:
v Jenis-jenis Pengangguran Berdasarkan Penyebabnya:
a.       Pengangguran Alamiah
Penganggran yang berlaku pada tingkat kesempatan kerja penuh. Kesempatan kerja penuh adalah keadaan dimana sekitar 95 persen dari angkatan kerja dalam suatu waktu sepenuhnya bekerja. Pengangguran sebanyak lima persen inilah yang dinamakan sebagai pengangguran alamiah.
b.      Pengangguran Friksional
Jenis pengangguran yang disebabkan oleh tindakan seseorang pekerja untuk meninggalkan pekerjaannya dan mencari kerja yang lebih baik atau lebih sesuai dengan keinginannya.
c.       Pengangguran Struktural
Pengangguran yang diakibatkan oleh pertumbuhan ekonomi. Tiga sumber utama yang menjadi penyebab berlakunnya pengangguran struktural adalah:Perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi yang semakin maju membuat permintaan barang dari industri yang memproduksi barang-barang kuno menurun dan akhirnya tutup sehingga pekerja di industri ini menganggur. Kemunduran yang disebabkan oleh adanya persaingan dari luar negeri atau daerah lain. Pesaing dari luar negri yang mampu menghasilkan produk yang lebih baik dan lebih murah akan membuat permintaan barang lokal menurun. Industri lokal yang tidak mampu bersaing akan bangkrut sehingga timbul pengangguran. Kemunduran perkembangan ekonomi sautu kawasan sebagai akibat dari pertumbuhan pesat dikawasan lain.
d.      Pengangguran Konjungtur
Pengangguran yang melebihi pengangguran alamiah. Pada umumnya pengangguran konjungtur berlaku sebagai akibat pengurangan dalam permintaan agregat. Penurunan permintaan agregat mengakibatkan perusahaan mengurangi jumlah pekerja atau gulung tikar, sehingga muncul pengangguran konjungtur.

v Jenis-Jenis Pengangguran Berdasarkan Cirinya:
a.         Pengangguran Terbuka
Pengangguran ini tercipta sebagai akibat penambahan pertumbuhan kesempatan kerja yang lebih rendah dari pada pertumbuhan tenaga kerja, akibat banyaknya tenaga kerja yang tidak memperoleh pekerjaan. Menurut BPS, pengangguran terbuka adalah penduduk yang telah masuk dalam angkatan kerja tetapi tidak memiliki pekerjaandan sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, serta sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
b.        Pengangguran Tersembunyi
Keadaan dimana suatu jenis kegiatan ekonomi dijalankan oleh tenaga kerja yang jumlahnya melebihi dari yang diperlukan. Sehingga apabila sejumlah besar dari mereka berpindah sektor pekerjaan, hasil sektor pekerjaan yang ditinggalkannya tidak akan berkurang walaupun tidak diadakan penggatian modal yang berarti.
c.       Pengangguran Musiman
Keadaan pengangguran pada masa-masa tertentu dalam satu tahun. Pengangguran ini biasanya terjadi di sektor pertanian. Petani akan menganggur saat menunggu masa tanam dan saat jeda antara musim tanam dan musim panen.
d.      Setengah Menganggur
Keadaan dimana seseorang bekerja dibawah jam kerja normal. Menurut BPS, di Indonesia jam kerja normal adalah 35 jam seminggu, jadi pekerja yang bekerja di bawah 35 jam seminggu masuk dalam golongan setengah menganggur.

1.3         Penyebab Terjadinya Pengangguran, antara lain :
1.      Pertumbuhan penduduk yang cepat
2.      Menurunnya tingkat permintaan tenaga kerja
3.      Angkatan kerja tidak mampu memenuhi kualifikasi yang diminta oleh dunia kerja
4.      Perkembangan teknologi tidak diimbangi oleh ketrampilan dan pendidikan
5.      Tidak adanya kecocokan upah
6.      Tidak memiliki kemauan wirausaha
7.      Ketidakberhasilan sektor industri kecil
8.      Ketidakstabilan keadaan perekonomian, politik dan keamanan Negara
9.      Kurangnya informasi mengenai lowongan kerja

1.4         Dampak Pengangguran
a.       Dampak Ekonomi , antara lain :
1.      Menurunnya tingkat pendapatan masyarakat
2.      Menurunnya hasil produksi
3.      Terhambatnya pertumbuhan ekonomi
4.      Penghasilan pajak negara menurun.
b.      Dampak Sosial, antara lain :
1.      Naiknya tingkat kriminalitas
2.      Naiknya jumlah orang stres
3.      Naiknya jumlah orang bunuh diri
c.       Dampak Individu dan keluarga, antara lain :
1.      Retaknya hubungan keluarga
2.      Turunnya status sosial,
3.      Tilangnya harga diri,

1.5         Kebijakan-kebijakan Pemerintah Untuk Mengatasi Pengangguran
Kondisi Indonesia masalah pengangguran harus dapat diatasi dengan berbagai upaya. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan sesuai dengan UUD 45 pasal 27 ayat 2.  Adapun kebijakannya sebagai berikut :
1.      Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang penting untuk mengatasi pengangguran. Melalui kebijakan fiskal pengeluaran agregat dapat ditambah sehingga dapat meningkatkan pendapatan nasional dan tingkat penggunaan tenaga kerja. Apabila dilihat dari sisi perpajakan, untuk mengatasi masalah pengangguran langkah yang harus dilaksanakan adalah mengurangi pajak pendapatan. Pengurangan pajak akan meningkatkan daya beli masyarakat untuk membeli barang dan jasa. Sehingga pengeluaran rumah tangga mengalami peningkatan. Kenaikan pengeluaran rumah tangga akan meningkatkan juga pengeluaran secara keseluruhan. Dengan demikian pendapatan nasional akan bertambah yang pada akhirnya kesempatan kerja meningkat dan pengangguran berkurang.
2.      Kebijakan Moneter
Cara pemerintah (melalui bank sentral) dalam mengatasi pengangguran yaitu dengan menambah jumlah penawaran uang. Semakin meningkatnya penawaran uang maka akan menurunkan suku bunga dan meningkatkan investasi. Jumlah investasi yang semakin meningkat akan menambah kesempatan kerja yang pada akhirnya akan mengurangi pengangguran.

Sebagai solusi pengangguran berbagai strategi dan kebijakan dapat ditempuh, untuk itu diperlukan kebijakan yaitu :
1.        Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan kemampuan jiwa kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berupa bimbingan teknis dan manajemen memberikan bantuan modal lunak jangka panjang, perluasan pasar. Serta pemberian fasilitas khusus agar dapat tumbuh secara mandiri dan andal bersaing di bidangnya. Mendorong terbentuknya kelompok usaha bersama dan lingkungan usaha yang menunjang dan mendorong terwujudnya pengusaha kecil dan menengah yang mampu mengembangkan usaha, menguasai teknologi dan informasi pasar dan peningkatan pola kemitraan UKM dengan BUMN, BUMD, BUMS dan pihak lainnya.
2.        Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan kawasan-kawasan, khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam, sumber daya manusia.
3.        Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur. Seperti PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) Dengan membangun lembaga itu, setiap penganggur di Indonesia akan terdata dengan baik dan mendapat perhatian khusus. Secara teknis dan rinci.
4.        Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan karena terlalu banyak jenis perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing maupun Penanaman Modal Dalam Negeri. Hal itu perlu segera dibahas dan disederhanakan sehingga merangsang pertumbuhan iklim investasi yang kondusif untuk menciptakan lapangan kerja.
5.        Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia (khususnya daerah-daerah yang belum tergali potensinya) dengan melakukan promosi-promosi keberbagai negara untuk menarik para wisatawan asing, mengundang para investor untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan kepariwisataan dan kebudayaan yang nantinya akan banyak menyerap tenaga kerja daerah setempat.
6.        Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki keterkaitan usaha atau hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan. Dengan sinergi tersebut maka kegiatan proses produksi akan menjadi lebih efisien dan murah karena pengadaan bahan baku bisa dilakukan secara bersama-sama. Contoh, PT Krakatau Steel dapat bersinergi dengan PT. PAL Indonsia untuk memasok kebutuhan bahan baku berupa pelat baja.
7.        Dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk (meminimalisirkan menikah pada usia dini) yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan sisi angkatan kerja baru atau melancarkan sistem transmigrasi dengan mengalokasikan penduduk padat ke daerah yang jarang penduduk dengan difasilitasi sektor pertanian, perkebunan atau peternakan oleh pemerintah.

1.6         Menghitung Tingkat Pengangguran Dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
1.      Tingkat pengangguran
Untuk mengukur tingkat pengangguran pada suatu wilayah bisa didapat dar prosentase membagi jumlah pengangguran dengan jumlah angkaran kerja.
Rumusnya:
  Tingkat Pengangguran = Jml Yang Nganggur / Jml Angkatan Kerja x 100%
2.      Tingkat partisipasi angkatan kerja
Rumusnya:
  Jumlah Angkatan Kerja / Jumlah Populasi X 100%



                                                                            BAB III
                                                                     KESIMPULAN

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran di Indonesia sangatlah memperihatinkan hal itu disebabkan oleh beberapa factor yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja, Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja.Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.






Daftar Pusaka
Sumber:
Nursetyo, Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi Regional Terhadap Tingkat Kemiskinan Perkotaan (Studi Kasus 44 Kota di Indonesia Tahun 2007-2010), Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Tahun 2013
marchela04.blogspot.com



0 komentar:

Posting Komentar

 

Dwi Panca Agustini

Copyright© All Rights Reserved by Dwi Panca agustini